Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Kamis, 09 September 2010

LENYAPNYA PESONA RAMADHAN DAN LEBARAN DI KAMPUNG KU


Ditemani dengan si merah motor kesayanganku aku meluncur subuh dari lampung ke tangerang..tepatnya hari itu hari Jumat tanggl 3 September 2010..sampai di kapal ro-ro pukul 8 pagi menaiki kapal di dermaga 4 yakni dermaga yang memang disediakan untuk penumpang berkendaraan..aku parkirkan si merah di dkat pintu pembatas sebelah kanan tidak jauh dari pintu tempat sandar kapal..perjalanan yang lumayan memakan energi dan kesabaran..ya musti sabar..memakan waktu 8 jam yang aku perkirakan akan tetapi 9 jam waktu yang aku tempuh dari Lampung ke Tangerang..

Tibalah aku di halaman rumah pada pukul 3 sore..dengan latar lingkungan siang yang lumayan menyengat, udara yang lumayan panas dan lingkungan perkampungan ku yang lumayan sesak aku ada pas depan rumahku yang nampaknya sepi..aku berdiri tepat di depan rumah yang berukuran 7 x 12 m persegi 2 lantai yang lantai atasnya digunakan untuk mengaji anak2 serta tembok rumah sangat berdempetan dengan rumah tetangga bisa dikatakan tidak berbatas hanya dengan satu tumpuk bata dan plesteran saja.. aku parkirkan si merah depan rumah dan segera masuk ke dalam rumah..tetapi sebelum masuk rumah aku melihat di lingkungan sekitar yang Nampak sepi dan tidak ada aktivitas apapun disini..

Selesai bercengkrama dengan keluarga aku rebahkan tubuh yang sudah sedikit kaku karena harus berjam2 duduk di jok sepeda motor ukuran 30 x 60 cm itu.. adzan ashar berkumandang aku bangkit dari tempat tidur untuk segera ke masjid..sesampai di masjid begitu herannya aku melihat jamaah yang hanya berjumlah 4 orang padahal di kampungku itu terdiri dari 100an kepala keluarga dengan jarak rumah ke masjid kira2 radius 20 meter..masjid terletak di tengah-tengah pemukiman warga dan sangat jelas sekali apabila adzan terdengar memekikkan panggilan Alloh untuk menyerukan agar sholat berjamaah..di tambah lagi ini bulan ramadhon dimana bulan yang dirahmati Alloh dan akan melipatgandakan pahala ibadah kita..

Adzan magrib berkumandang seteguk air kelapa muda telah membasahi kerongkonganku dan telah meraih kebahagiaan orang-orang yang berpuasa versi dunia..enatah puasaku hari ini diterima atau tidak yang penting aku telah berusaha untuk menjalankan ibadah puasa hari ini dengan penuh ketawadu’an. Berjalan ke masjid yang jaraknya tidak jauh dari rumah , selesai sholat maghrib baru aku makan malam..

Sholat isya dan taraweh di masjid dahulu saat aku berusia masih puluhan tahun sangat penuh jamaah…masjid dijejali oleh manusia yang haus akan pahala..terlebih lagi apabila pada hari-hari pertama, masjid di kampungku dipadati oleh jamaah taraweh mulai dari anak kecil sampai dengan usia uzur bilangan 50 tahun keatas..begitu meriah..pada 10 malam terakhir pula jamaah juga masih terlihat banyak tetapi tidak sebanyak dulu saat awal-awal ramadhan..saat ini masjid hanya diisi oleh bapak-bapak dan ibu-ibu usia 30 tahun keatas tidak ada satu pun remaja yang mengisi shaf-shaf jamaah..ternyata remaja itu telah disibukkan dengan aktivitas di sekitaran masjid, tepatnya dipojok-pojok warung kopi..bercengkrama dengan lawan jenis yang tidak halal baginya..tidak kalah ketinggalan anak-anak remaja tanggung usia SMP dan SMA terutama kaum hawa telah asik bersolek dan tangannya telah terlem dengan hp yang tidak mau lepas dari genggaman.. mereka nongkrong dipinggir jalan yang sempit dan padat becak pun tidak bisa melewatinya..dengan setting tempat seperti itu dan ditambah dengan sampah tambahan muda-mudi yang nongkrong di sekitaran jalan menambah ke-riweh-an jalan..

Dulu saat bangun sahur, muda-mudinya berkumpul sekitar jam 2 di sekitaran masjid..dengan membawa rebbana mereka berkeliling bersholawat dan membangunkan ibu-ibu yang masih terlelap dari tidurnya untuk dapat menyiapkan santap sahur laluu disambut lagi dua orang remaja di masjid dengan speaker pengeras suara masjid bak penyiar-penyiar radio mereka memabangunkan orang-orang lingkungan sekitar dengan pekikan “sahhuuuuuur”. Hal tersebut menghidupkan suasana ramadhon yang penuh berkah ini..

Saat ini yang ada muda-mudi remaja tanggung itu hanya bergemul di warung kopi entah apa yang mereka lakukan..mereka berkumpul begitu-begitu saja tanpa ada manfaat sampai larut bisa sampai jam 2 pagi..dan bangun siang hari..entah puasa atau tidak..suasana ramadhan dikampungku seolah-olah lenyap..sirna termakan waktu..

Anak-anak kecil pun tidak memeriahkan suasana ramadhon..dulu anak-anak kecil dengan “gelondongan”nya mereka mewarnai suasana malam dengan kerlap-kerlip lampu dan variasi bentukan mainan khas ramadhan itu..disaat malam takbiran dulu di kampungku meriah dengan warna-warni baju baru kebanggaan anak-anak. baju gambar power ranger, batman, robin hood dan segala macam jagoan-jagoan idola mereka ikut berlebaran pula..sungguh indah..

Suasana lebaran dikampung ku dulu sangat terasa..selesai melakukan sholad ied, seluruh keluarga di lingkungan sekitar terus berhamburan keluar rumah, berkeliling dan saling member THR..suasana tersebut bertahan hingga 1 minggu.. kue-kue lebaran habis pun masih saja acara silaturrahim itu berlangsung..sungguh indah suasana lebaran..

Tetapi saat ini, Susana tersebut sudah sirna..acara bermaaf-maafan hanya sebagai acara ceremonial yang tidak bermakna apa-apa..suasana maaf-maafan tersebut hanya berlangsung selepas sholat ied hingga pukul 11 siang..bahkan pukul 10 siang suasana lingkungan sekitar sudah sepi..kumandang takbir hanya bergema saat malam takbiran..dulu gema takbir itu berkumandang selepas shubuh di puasa hari terakhir hingga 3 hari setelah lebaran…kemana pesona ramadhan dan lebaran yang begitu meriah di kampung ku…ia hilang disaingi oleh budaya muda-mudi remaja tanggung yang kurang bermanfaat..ini salah siapa..dan apabila ingin diperbaiki entah harus bermula dari mana..kuharap kutemukan jawabannya..

Tidak ada komentar: