Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Senin, 07 Juni 2010

WORKOHOLIC


Hari ini lelah nian..subhanalloh, yang namanya kerja begini capek, pikiran and fisik.. demi serupiah uang saya relakan meninggalkan waktu senggang untuk istirahat dan menonton televisi. Kepaniteraan jam 13.30. ke ruang UGD ada yang minta tolong dijelaskan mengenai status. Entah kenapa yah saya selalu senang kalau di tanya. Memang dah bawaan dari lahir, saya lebih banyak berbicara dibandingkan mendengarkan, padahal sejatinya manusia ditakdirkan banyak mendengar dibandingkan berbicara karena Alloh SWT menciptakan 1 mulut dan 2 telinga.

Mengisi perut di kantin MIPA adalah sebuah kebiasaan yang tidak pernah saya tinggalkan. Selesai mengisi bensin perut yang laparnya tak karuan saya meluncur ke Poltekkes Tanjung karang. Sampai disana saya menunggu sejenak untuk menunggu giliran jam masuk. Kira-kira jam 3 kurang seperempat sore kuliah dimulai. Seperti biasa kelas begitu risuh lantaran saya yang menjadi dosen. Aneh memang di usia yang masih muda saya sudah menjadi dosen walaupun dosen luar biasa. Saya sangat menyukuri karunia Alloh yang berlimpah rezeki ini.

Saya mulai memperkenalkan diri kepada mahasiswa yang sebagian besar usia diatas 30 tahun. Hanya beberapa saja yang di bawah 30 tahun. Kuliah dimulai, saya mulai mengeluarkan ajian mantab yakni ”siklus menstruasi” padahal di silabus saya harus mengajar porses fertilisasi dan nidasi. Saya harus memberikan siklus menstruasi terlebih dahulu karena siklus tersebut sangat berkaitan erat dengan proses fertilisasi dan nidasi. Satu setengah jam berlalu sudah. Banyak mahasiswa yang sudah lelah. Saya putuskan untuk akhiri mengajar. Dengan memberikan salam saya menutup perkuliah tadi.

Hari semakin sore, saya lajukan kendaraan ini ke masjid yang menjadi pusat peribadatan mahasiswa unila yakni masjid Al Wasii. 4 rakaat sudah tunai dikerjakan. Sambil rebahan saya memikirkan agenda lain yang harus dikerjakan. Jam menunjukkan pukul 5 sore. Sudah setengah jam saya berdiam diri di masjid. Saya putuskan untuk ke kampus karena ada acara seleksi calon anggota Pakis. Harapan bertemu dan bercengkerama dengan adik tingkat tetapi sirna. Mereka terlihat cuek, terkesan tidak butuh. Sejatinya dahulu saya menjadi dalang dalam pertunjukkan organisasi tersebut. Seakan kurang termanfaatkan. Akhhh sudahlah saat ini biarkan mereka belajar dewasa dalam menyikapi dan menjalani organisasi mereka.

Tidak terasa sudah adzan magrib. Saya lajukan kendaraan kembali ke masjid Al Wasii untuk menunaikan sholat Maghrib. Selesai sholat maghrib perut ini serasa ingin terisi makanan. Saya mencari makanan ke BTN di tempat yang biasa saya membeli makanan. Ternyata warung makan tersebut tidak buka. Jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang seperempat malam. Saya sudah harus mengajar jam 7 malam. Akhirnya saya putuskan untuk mengisi perut dengan gorengan alah kadarnya. 3 gorengan ludes termakan. Pisang molen, bakwan dan kue kacang seakan-akan menjadi penyambung nyawa. Organ-organ kini sudah tidak lagi saya dzolimi karena mereka sangat letih. Disamping jalan depan toko surya saya melalap habis gorengan tersebut. Setelah diyakini sudah tidak ada lagi gorengan yang tersisa di kantong kresek saya melanjutkan perjalanan ke rumah salah satu murid les privat.

Sampai di depan rumahnya saya menunggu hampir 10 menit lamanya. Perasaan sabar di hati seakan-akan terputus karena tubuh ini sudah letih untuk mengajar. Tetapi kembali lagi demi sepeser rupiah saya rela mengorbankan waktu senggang dan menonton televisi untuk mengais rezeki. Jam 7 lebih saya mulai mengajar. Satu setengah jam saya mengajar tentang anatomi dan fisiologi mata. Mudah-mudahan apa yang saya berikan dapat terserap secara baik olehnya.

Tidak terasa sudah satu setengah jam berlalu. Saat ini jam menunjukkan pukul 8.30 malam. Saya berpamitan untuk pulang... setelah itu saya ke tempat adik tingkat yang pernah saya janjikan untuk membantu membuat proposal. Setelah itu saya putuskan untuk pergi makan malam. Soto betawi bang kumis kini menjadi tujuan. Sejurus kendaraan saya hidupkan lalu menuju kesana. Ketoprak betawi menjadi menu yang saya sukai malam itu. Selanjutnya saya ke internet karena ada beberapa tugas yang mesti dikerjakan. 1 jam sudah berlalu saya melihat jam kini sudah jam 11 kurang seperempat malam. Wah sudah larut rupanya. Dengan dihujani gerimis rintik-rintik saya tetap melanjutkan perjalanan pulang. Ditengah jalan tepatnya di depan gramedia, hujan turun lebat. Saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan walaupun sedikit kuyup saya harus cepat tiba di rumah karena tidak enak pulang terlalu larut. Ahhh, malam ini malam yang lelah tetapi banyak pengalaman yang ada dalamnya. Pengalaman mengajarkan saya untuk bersabar dan ikhlas untuk mengerjakan sesuatu....

Tidak ada komentar: