Yap hari ini tanggal 4 Agustus 2008 aku pertama kali ko as. Sesuai dengan keputusan bagian diklat RSAM aku bersama 6 teman (boy, exsa, tia, fidha, mba evi, tine) masuk ke bagian mata dahulu. Hari pertama aku harus mengukuti upacara apel pagi. Aku berangkat dari kosan pukul 6.45. Dasar ko as baru yah begini lah pasti ikut aturan dan selanjutnya terserah anda (tau khan). Upacara dimulai jam setengah 8 selesai jam 8. yang bertindak selaku pembina upacara dr. Pad D Sp.P.
Selesai upacara aku bersama 6 rekan yang lain langsung menuju SMF mata. Ruang anggrek namanya. Ternyata SMF mata dan SMF THT digabung. Pasiennya juga digabung. Tetapi yang menempati tempat tiup pasien kebanyakan pasien mata. Kepala ruangan anggrek bernama kak nova. Entah mengapa beliau lebih senang apabila dipanggil dengan sebutan kak, bukannya ibu padahal umurnya jika aku taksir sekitar 30an. Lumayan menunggu di ruang ko as (ruko) kami mulai menyiapkan apa2 yang mesti dilakukan hari ini tak banyak yang kami lekukan ternyata. Bukannya tidak ada kerjaan, melainkan kami bingung untuk melakukan apa hari ini. Aku dan boy pergi ke tempat foto copian untuk mengkopi blanko2 yang harus kami persiapkan (BST, CRS, Status dll). Sesampainya di te,pat fotocopian kami di telpon untuk segera kembali ke SMF karena dr. Helmi Sp.M sudah datang dan ingin memberikan instruksi dan pembagian kelompok. Kanmi bergegas kembali ke SMF. Sesampainya di SMF kami langsung menemui beliau. Undian kelompok pun dikocok. mba evi dan tine mendapatkan preseptor dr.Yunita Sp.M, exsa, tia dan fidha preseptornya dr.Helmi, aku dan boy dapat preseptor dr.Aryanti. setelah pembagian kelompok dan preseptor kami diminta langsung menghadap ke preseptor masing-masing. Aku dan boy langsung menuju poliklinik mata di gedung depan. Dengan membawa peralatan ytang aku masukkan ke dalam tas tua ku ini aku bergegas ke poli mata. Sesampainya disana kami menemui perawat yang berada di ruangan. ”permisi bu, kami ko as baru di bagian mata, ingin menemui dr.Aryanti apakah beliau ada?” itu kata ku. Lalu perawat itu menjawab ”dr.Aryanti belum datang, ditunggu yah dek”. Hmmm, muka yang jutes itu ia pamerkan seraya ia berkata begitu. Mungkin ini tuntutan pekerjaan yang serba repot di RS sehingga keramahannya agak berkurang. Kami pun memutuskan untuk menunggu di kursi panjang yang terletak diantara ruangan konsul dokter dan ruanga administrasi. Lumayan menunggu lama kira-kira 30 menit. Aku di telepon lagi untuk kembali ke SMF mata karena ada instruksi dari dr.Aryanti. fiuhhh, ternyata dr.Aryanti sedang berada di SMF.
Kami pun bergegas meninggalkan poli dan menuju SMF. Sampai sana kami langsung menuju ke ruangan beliau untuk menerima instruksi. Setelah penjelasan dari beliau kami langsung menuju ke pos masing-masing seperti biasa. Aku dan boy mengikuti dr.Aryanti menuju poli. Dalam perjalanan ke poli kami sempat berbincang-bincang membicarakan mengenai pembagian keluhan penyakit mata yang dikorelasikan dengan jenis penyakitnya. Menurut buku yang disusu oleh sidharta penyakit mata dilihat dari keluhannya ada 5, yakni
1. mata merah, penglihatan kabur
2. mata merah, penglihatan normal
3. mata tidak merah penglihatan kabur akut
4. mata tidak merah penglihatan kabur kronik
5. trauma mata
kalau salah pembagiannya, yang salah bukan bukunya yah tapi aku yang salah mungkin lupa. Hehe maklum sudah berumur cepet lupa.
Sampai di poli kami disuruh dr.Aryanti untuk mempelajari anamanesis dahulu. Setelah itu baru menghadap. Mendapatkan instruksi seperti itu kami pun kebingungan. Kami bingung apa yang akan kami lakukan. Kami pun memberanikan diri untuk mencoba memasuki sistem yang ada di poli. Awalnya kami sangat bingung dengon kondisi yang ada dalam poli tersebut. Lalu tanpa merasa canggung sama sekali aku bertanya kepada perawat yang ada disana ”bu, apa yang bisa kami kerjakan atau bu kami ingin belajar”. Itulah kata kami yang terkesan meminta dengan sangat. Tetapi ini lah yang dinamakan pengorbanan. Akhirnya kami pun diberi pekerjaan untuk melakukan anamnesis yah walaupun awalnya bingung tapi setelah dilakukan itu menjadi kebiasaan.
Ada kasus yang menarik. Seorang laki-laki umur sekitar 40 tahun datang dengan keluhan mata kanannya tidak dapat melihat sedangkan mata kirinya penglihatan kabur. Kelainan ini diderita sudah 1 tahun yang lalu. Sebelum kelainan ini, bapak tersebut mandi di kali tiba-tiba penglihatannya berkurang dan pusing, bapak tersebut pergi ke dokter dan oleh dokter diberikan obat dan mata bapak itu di tutup. Setelah di buka harapan kesembuhan bapak itu kandas ketika matanya yang diberi obat tersebut lensanya berubah menjadi putih semua. Kelainan ini dibiarkan begitu saja sampai akhirnya bapak tersebut memutuskan ke RSAM untuk berobat.
Pelayanan prima dari rumah sakit sangat diharapkan oleh masyarakat. Keadaan tertib sesuai presensi kedatangan harusnya dapat berjalan baik. Tetapi saat itu keadaan tertib antrian tidak berjalan ketika ada seorang petugas yang mendahulukan pemeriksaan. Entah mengapa kecurangan itu timbul. Aku pikir itu tidak fear. Ketika orang biasa yang antri duluan malahan tidak langsung dilayani. Ini mah diutamakan orang-orang yang secara ekonomi keatas didahulukan. Ini lah keadaan yang dapat meneropong jiwa sosialisme kita.
Dari semua kasus yang aku coba anamnesa, terbanyak kasus itu penglihatan kabur dan reaksi inflamasi mata. Katarak senil juga banyak. Sampai akhirnya ada operasi PKS jam 1 siang. Saat itu jam menunjukkan pukul 12.30, kami menemui dr.Aryanti dan meminta instruksi selanjutnya dan kami diajak untuk ikut operasi katarak. Ketika itu aku tidak membawa baju OK. Kesempatan emas yang satu ini sudah aku lewati karena aku tidak membawa baju OK. Operasi ini untuk pasien katarak. Operasi ini bernama EKEK + IOL hmmm, apa pula itu namanya. Setelah mencoba mengkonfigurasikan kata-katanya yang coba aku simpulkan sendiri kira-kira (Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular) nah untuk IOL nya itu (Intra Okuler Lens). Hematnya seperti ini. Operasi pengangkatan lensa lalu mengganti lensa yang baru yang terbuat dari bahan plastik. Begitu hebatnya kekuasaan Alloh yang diperantarai oleh tangan-tangan manusia sebagai operator. Aku tidak menyangka mata bisa juga disambung-sambung begitu. Aku sempat bingung ketika mata harus di iris lalu menyambungkannya kembali. Bangaimana itu bisa dilakukan. Inilah kekuasaan Alloh yang menciptakan. Tapi rasa penyesalan ini masih terus melekat dalam hati hingga malam ini karena aku tidak dapat menyaksikan operasi itu. Aku terlewatkan ilmu yang sangat berharga itu karena aku tidak membawa baju OK. Fiuuuhhh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar