aku manusia biasa tempat salah dan alpa, yang ingin mencari kehidupan yang semestinya dijalani. mencari arti hidup ini disela-sela rerumputan dan ditengah-tengah mall..itu lah aku yang terkadang aneh suka mikir2 sendiri tanpa arti...mencari keridhaanNya dalam sepi dan keramaian hiruk pikuk perjalanan dipasar kehidupan..
Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..
Kamis, 14 Agustus 2008
RUMAH SAKIT = RUMAH UNTUK ORANG SAKIT ??
Ini sudah hari keenam aku berada dalam rutinitas yang melelahkan. Lelah memang karena tiap hari harus bersedia untuk melayani orang-orang yang pada dasarnya manusia enggan untuk mendatanginya. Rumah sakit namanya. Rumah sakit bukan rumah untuk orang sakit. Tetapi rumah untuk melayani manusia yang ingin sehat. Agak ngaco memang. Tetapi paradigma kita sekarang harus di rubah karena kalau orang mendengar rumah sakit pasti bayangannya itu sakit dan kematian. Aku sering ditanya. :kamu dari mana?”. Aku jawab “aku dari rumah sakit”. Nah dia balik nanya lagi, ”emangnya siapa yang sakit?”. tweng, aku jadi bingung. Kan orang ke rumah sakit bukan hanya untuk menjenguk atau apapun lah itu namanya. Ini lah yang harus kita hindari. Kengerian-kengerian orang yang memiliki persepsi tentang rumah sakit itu harus benar-benar kita reduksi.
Rumah sakit itu rumah yang sangat mulia. Karena dalam rumah tersebut bentuk sosialitas manusia dapat terlihat. Stratifikasi pelayanan yang dirasakan setiap manusia itu sangat kental sekali. Yah kental sekali karena terlihat jelas. Dimana orang yang berduit biasanya enggan untuk menggunakan askes apalagi kartu gakin untuk berobat. Yah iya lah. Wong dia berduit. Milih tempatnya juga yang ber AC. Terlebih lagi yang berduit enggan untuk berobat ke rumah sakit umum. Biasanya mereka ke rumah sakit swasta yang pelayanannya lebih prima.
Tetapi aku sempat terhenyuh kepada orang yang memang secara finansial mampu tetapi menggunakan haknya orang miskin dengan menggunakan kartu gakin sogokan. Mereka semua sampah yang mesti di buang jauh-jauh. Ada juga ketika aku makan siang di depan rumah sakit. Aku melihat para cecunguk-cecunguk alias calo-calo yang mangkal di bawah pohon rindang menjajakan jasa untuk membuka by pass dalam meraih kartu gakin. Wah enak betul. Sekokongkol dengan pemerintah untuk mengeruk hak orang miskin. Calo itu mendapatkan bayaran dari pasien dan pasien dapat kartu gakin. Mereka berdua semuanya sampah. Sampah yang harus di bersihkan dari kota ini. Entah berapa kasus lagi yang terjadi dan ada di kota ini. Yang pastinya akan merugikan pemerintah kota.
Besok tepatnya hari minggu hari libur. Hari untuk meregangkan otot-otot kaki dan tangan. Hari untuk mencoba bercengkrama dengan game dan permainan yang akan mem fresh kan otak kanan. Setelah kelelahan menimpa otak kiri ini. Yah walaupun masih di bagian minor, aku tidak ingin ke leluasaan menjadikan aku bermalas-malasan. Aku ingin banyak mengisi luang waktu dengan bercengkrama kepada pasien. Sehingga pasien yang di rawat memiliki kepercayaan kepada aku dan aku bisa menggali informasi tentang penyakit yang dialaminya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar