Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Kamis, 10 Februari 2011

WESEL POS SAMBUNG NASI MENJADI TENAGA

6 tahun 6 bulan yang lalu tepatnya saya baru saja menginjakan kaki di bumi ruwa jurai ini.. memasuki tanah lampung tepatnya di Universitas Lampung saya mengasah otak, menerbangkan kemampuan dalam olah pikir untuk menjadi apa yang telah dicita-citakan..banyak halangan rintangan dalam proses menjalaninya seperti kesulitan dalam mendapatkan uang kiriman.. yah memang benar saya sangat sulit menerima uang kiriman lantaran orang-orang dirumah masih sulit dan tidak tahu cara mengirimkan uang via ATM..

Akhirnya orang tua saya memilih jasa wesel pos untuk mengirim uang kiriman saya per bulan.. cukup ketinggalan jaman memang.. ditengah nge-tren nya orang mengirimkan uang dalam hitungan detik, saya masih harus menunggu kiriman uang selama satu minggu lamanya.. halangan itu belum cukup hanya sampai situ saja, dalam mencairkan uang dari wesel pos tersebut saya harus melampirkan KTP Lampung padahal notabenenya saya belum pindah kependudukan dari tangerang ke lampung.. syarat agar uang wesel pos tersebut cair adalah saya harus ke kelurahan melaporkan bahwa saya mahasiswa yang tinggal di kost sekitar kampung baru..saya harus merelakan uang 10 ribu rupiah uang 2 kali makan pake ayam goreng kecil saat itu melayang lantaran petugas kelurahan sana meminta uang lelah untuk membuatkan surat pengantar..hhhhh, tak apalah yang penting uang wesel pos tersebut bisa cair dan saya bisa sambung nasi menjadi tenaga..

Saat itu saya masih dikirimkan uang perbulan hanya 300 ribu itu harus cukup untuk untuk perut dan les bahasa inggris di LIA..cukup miris memang saat itu juga saya masih belum punya kendaraan motor akhirnya saya kemana-mana harus jalan kaki..ke kampus dan ke tempat les bahasa inggris di tanjung karang itu..untuk pergi ke tanjung karang saya harus berjalan kaki dari kost Arfazul ke halte unila..naek angkot ke tanjung karang..lalu dari tanjung karang saya harus berjalan kaki dari Ramayana ke tempat les LIA di dekat Artomoro (sekarang centre plaza).. lumayan cukup melelahkan karena jaraknya cukup jauh..harus bagaimana lagi uang jajan saya tidak cukup untuk naik angkot lagi butuh uang 1.500 rupiah. Dan uang tersebut cukup berguna bagi saya agar bisa ditabung..

Alhamdulillah di tahun ke2 saya di Lampung saya diberikan ATM oleh kakak dan dikirimkan uang setiap bulan lebih banyak yakni 500 ribu karena makan saat itu sudah naik nasi ayam saja sudah 6 ribu rupiah.. sedangkan keperluan buku kuliah tertutupi dengan adanya beasiswa PPA yang rupiahnya cukup untuk membeli buku-buku tersebut yang lumayan harganya..

Enam tahun berjalan begitu saja akhirnya saya bisa menyelesaikan semua beban studi yang ada..alhamdulilah saya lulus tepat waktu dan 2 tahun terakhir sebelum lulus tepatnya pada saat koass saya tidak minta uang lagi ke orang tua malahan saya mengirimkan uang kepada mereka melalui ATM tidak melalui wesel pos..akan tetapi wesel pos selalu menjadi tempat tersendiri di kehidupan saya karena dapat menjadi penyambung nasi menjadi tenaga..terimakasih pak pos dan wesel pos nya yang selalu mengiringi segala kesuksesan dan keberhasilan yang saya dapatkan saat ini..

Tidak ada komentar: