Dokter saat ini bukanlah profesi yang didewa-dewa kan masyarakat saat ini. Dahulu masyarakat masih berfikiran dokter adalah manusia yang pintar, cerdas, serba bisa dan menjadikannya profesi mulia. Apakah profesi tersebut masih terjaga kemuliaannya? Menurut saya sangat jauh sekali. Profesi tersebut sudah pudah termakan waktu. Profesi tersebut hanyalah dijadikan alat untuk menimba rupiah dengan nilai jutaan rupiah bukan lagi memberikan jiwa raganya untuk membaktikan diri kepada kemanusiaan..
Mulai dari system penerimaan yang sangat tidak selektif. Bagaimana tidak ada beberapa fakultas kedokteran yang hanya mementingkan uang tanpa memperhatikan kualitas manusia yang masuk di dalamnya. Ujian masuk hanya dijadikan sebagai formalitas agar “legal” sehingga mereka menilai mahasiswa yang masuk sudah terseleksi dengan baik. Bagaimana jadinya profesi dokter ini apabila input manusianya dengan kulitas IQ jongkok. Terlalu memaksakan untuk masuk ke wilayah profesi yang mulia ini. Beratus-ratus juta rupiah sudah menguap dari rumah mereka demi memasukkan anaknya ke dalam fakultas favorit. Mereka tidak berfikir mungkin hanya dengan mengeluarkan kocek yang tidak seberapa sehingga mendapatkan kursi kuliah selama 6 tahun ini. Sungguh mirisss..
Apakah mereka tidak pernah berfikir profesi yang mulia ini sama saja dengan profesi yang lain. Fresh graduate hanya dapat 4 – 5 juta saja satu bulan. Tidak sebanding dengan pengorbanan mereka mengeluarkan ratusan juta rupiah demi kuliah. Masih kah mereka berfikir untuk mendulang rupiah dari profesi mulia ini??
Mungkin juga iya mereka bisa mendulang rupiah sebanyak itu dengan memasukkan anaknya menjadi residen di spesialis favorit. Saat ini untuk menjadi residen tidak hanya butuh pengetahuan yang luas yang paling penting adalah “uang” dan “relasi”. Kekuatan uang memang dahsyat saat ini. Uang dapat merubah dunia yang tidak mungkin menjadi mungkin. Menjual kejujuran dan mematahkan pengetahuan yang luas agar dapat bersaing secara bersih. Sangat mudah masuk spesialis apabila ada relasi dan uang. Kemana-mana 2 hal tersebut lah yang menjadi andalan setiap manusia dalam bertindak.
Kalo mau kaya jangan jadi dokter
Ungkapan itulah yang masih terngiang-ngiang di kepala saya. Saya seorang dokter lulus 6 tahun. Bisa dikatakan lulus tepat waktu dengan IPK dengan predikat sangat memuaskan dan menjadi lulusan terbaik di periode kelulusan. Aktif diberbagai organisasi kampus. Sering mengisi kegiatan dan pembicara di acara-acara pelatihan managemen. Masih bingung mengenai keinginan manusia yang ingin menjadikan anaknya menjadi seorang dokter. Dengan bermodalkan ilmu di tangan, jaringan yang lumayan banyak akhirnya saya memutuskan untuk menertap di negri antah berantah ini. Masih berharap menopangkan harapan hidup keluarga dirumah dengan profesi yang mulia ini. Kuliah 6 tahun masih saja belum bisa buka praktek karena belum lulus UKDI. Ditambah lagi kalau lulus UKDI menunggu keluar STR 2 bulan setelah lulus UKDI. Barulah bisa membuka lapak atau warung kesehatan. Tidak langsung saya dapat mendulang rupiah dengan berharap banyaknya pasien yang datang ke praktek. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap menjalani profesi sebagai guru les private kedokteran. Itulah profesi yang menyelamatkan saya ketika saya lulus sarjana dan tidak dibiayai lagi oleh orang tua.
Mencoba untuk sidikit menyadarkan kepada semuanya profesi apapun sangat mulia tergantung kita menjalaninya. Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi seorang akademisi di kampus yang pernah memberikan saya ilmu dan kenangan-kenangan semasa menjadi aktivis mahasiswa. Saya pikir pekerjaan tersebut minim terjadi kecurangan dalam mekanisme penerimaan pegawainya. Tidak sama dengan CPNSD di daerah sini. 100 – 150 juta rupiah bisa masuk dalam jajaran pegawai negeri sipil yang gajinya tidak seberapa itu. Mungkin mudah bagi orang-orang yang berduit dengan memasukkan anaknya ke dalam jajaran PNS. Gaji yang tidak seberapa itu memungkinkan terjadinya tindakan memperkaya diri dengan membuat proyek-proyek imajiner dan meraup jutaan rupiah. Ahh siapa yang berhak disalahkan. Budaya tersebut sudah mengurat daging dalam segala tindak tanduk kita. Justru dari sekarang kita harus menjauhkan hal-hal tersebut dalam hidup kita. Saya baru menyadari bahwa pelajaran agama dan PPKN sangat bermanfaat saat ini. Dimana pelajaran tersebut sangat menyadarkan hati dan pikiran untuk bertindak sesuai dengan agama.
Masih kah berfikiran untuk menjadi kaya dari profesi dokter…profesi tersebut saat ini malah menjadi sasaran empuk para wartawan dan LSM gadungan yang hanya ingin memeras dari mencari-cari kesalahan tindakan dokter.. mereka terus menerus mencari-cari kesalahan kita dan menjadikannya sumber penghasilan.. oleh karena itu marilah kita sama-sama mengilhami profesi yang kita jalani ini. Sehingga kita dapat sama-sama meluruskan niat hati kita ini. Mau dibawa kemana profesi kita ke depan.. sebagai profesi pendulang uang atau pendulang kebajikan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar