Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Selasa, 15 Februari 2011

Figur Dokter yang Menjadi Harapan Masyarakat

Ketika kita kecil sering kali ibu guru menanyakan kepada kita ”Nak, kalau sudah besar apa cita-cita kamu?”. Mayoritas anak murid akan menjawab ”Cita-cita saya ingin menjadi dokter bu guru”. Bu guru bertanya lagi ” Mengapa kamu ingin menjadi dokter Nak?”. Karena dokter merupakan tugas mulia bu” sahut si anak. Begitulah sekilas dialog yang biasa kita dengan apabila kita berada dalam suasana pembelajaran di masa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Dari dialog pendek tersebut menggambarkan bahwa profesi seorang dokter merupakan profesi yang sangat populer dengan kemuliaan tugasnya, populer dengan kepintarannya dan akhir-akhir ini juga populer dengan kasus malpraktiknya.

Dokter dipandang sebagai orang yang serba bisa karena dinilai dari kepintarannya. Banyak cerita yang dituturkan oleh seorang dokter kala ia sedang menjalani tugas sebagai Pegawai Tidak Tetep (PTT) di Puskesmas. Dokter di puskesmas tidak hanya difungsikan sebagai seorang dokter yang dapat membantu mengobati orang sakit, melainkan dokter difungsikan juga sebagai ustadz yang akan menjadi khotib saat sholat jum’at, dijadikan sebagi psikolog saat seseorang mendapatkan masalah serta dapat juga dijadikan sebagai penasehat unsur pemerintahan desa saat pengambilan keputusan. Terlihat jelas bahwa dokter merupakan seoarang yang dekat dengan masyarakat, ramah pada sesama dan arif dalam memberikan nasehat.

Rapor baik bagi profesi dokter pun terlihat pada tahun 1900-an saat perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan. Budi Oetomo merupakan organisasi yang mencetak sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju masa kebangkitan. Organisasi tersebut bertujuan mempersatukan perjuangan bangsa yang dimotori oleh seorang dokter. Peranan dokter inilah yang menjadi senjata andalan dalam mendobrak individualisme perjuangan kedaerahan. Hal ini dinilai penting karena dokter saat itu adalah sebuah profesi yang sangat mengerti hati rakyat dan peduli dengan kondisi sosial masyarakat. Pendirian organisasi Budi Oetomo ini menjadi pemantik gerakan-gerakan kemerdekaan yang bersifat nasional yang mengantarkan bangsa Indonesia kepada kemerdekaannya.

Catatan buruk profesi dokter

Saat ini profesi dokter banyak diperbicarakan dikalangan masyarakat karena banyaknya laporan-laporan kasus kelalaian dalam bertindak. Kasus-kasus yang biasa disebut ”malpraktik” banyak dijumpai dikalangan masyarakat. Selain itu pula profesi dokter dipandang sebagai profesi yang menghabiskan uang banyak. Saat ini seseorang yang ingin bersekolah pendidikan dokter harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Hal ini berimplikasi pada saat seseorang tersebut telah menjadi seorang dokter. Orang tersebut akan berusaha mengembalikan biaya-biaya yang telah keluar saat pendidikan dokter sehingga pembayaran untuk jasa dokter dinilai tidak murah untuk kalangan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Mahalnya biaya kesehatan ini dipicu oleh berkembangnya spesialisasi dan subspesialisasi dari profesi dokter. Pada dasarnya spesialisasi dan subspesialisasi profesi dokter menjadikan penanganan penyakit menjadi sangat mendalam dan angka penyembuhan tinggi.

Masyarakat Indonesia saat ini berada pada titik kritis dimana keadaan ekonominya semakin memburuk. Hal ini berimplikasi juga pada kualitas pelayanan kesehatan. Masyakat miskin saat ini seakan-akan diberlakukan kurang adil. Kurang primanya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan menjadikan masyarakat memandang bahwa profesi dokter kurang memihak pada individu yang sakit melainkan hanya memikirkan finansial semata.

Kasus-kasus malpraktik, pelanggaran-pelanggaran etik dan kelalaian dalam bertugas seorang dokter saat ini menjadi sorotan masyarakat. Dikotomi permasalahan yang ada menjadikan dokter berada dalam posisi sulit. Tetapi masyarakat hanya tahu bahwa seorang yang salah dalam bertindak merupakan kesalahan yang terbesar terlepas dari segala jasa dan kemuliaan tugasnya. Kasus malpraktik adalah salah satu contoh yang mencoreng profesi dokter saat ini. Dokter banyak melakukan tindakan-tindakan diluar prosedural yang menghalalkan segala cara dalam peraihan finansial semata.

Figur Dokter yang Menjadi Harapan Masyarakat

Masyarakat saat ini berada pada zona ketidak percayaan terhadap profesi dokter. Masyarakat masih menilai profesi dokter belum menjadi profesi yang idaman hal ini terjadi karena adanya degradasi nilai moral dari seorang dokter itu sendiri. Penilaian seperti ini belum merupakan kondisi global dan objektif karena tergantung dari segi mana penilaian yang dilakukan. Tetapi walaupun hanya segelintir saja dokter yang memiliki karier buruk akan mencoreng profesi yang ada pada dirinya.

Penataan kembali citra dokter bisa dimulai dari perbaikan kualitas pelayanan seorang dokter. Selain itu pula pemerintah harus berani dalam bertindak menegaskan bahwa kesehatan merupakan aspek terpenting dan merupakan investasi utama bagi manusia. Sehingga semua dokter sama-sama menginsafi bahwa kesehatan memang penting dan bertindak arif dalam hal pembiayaannya sesuai dengan kemampuan masyarakat.

Tidak ada komentar: