Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Sabtu, 12 Juli 2008

PERJALANAN YANG MELELAHKAN

Hari ini hari Kamis 10 Juli 2008. Hari ini banyak kejadian-kejadian yang membuat saya ingin sekali mengiventarisirnya.. mulai dari makanan mahal sampai dengan pedagang yang mengancam..

Rabu pagi saya masih ada di Jogja. Saya sudah membeli tiket pulang jogja-tangerang. Berhubung saat ini waktu liburan, tiket banyak yang habis terjual. Sebenarnya saya merencanakan pulang ke tangerang pada hari selasa, tetapi tiket untuk hari selasa habis lalu saya segera membeli tiket untuk hari rabu. Kota ini bernama Yogyakarta. Kota ini terkenal dengan kota pelajar. Bagaimana tidak, di setiap bagian kota terdapat sekolah-sekolah yang notabenenya merupakan media pengembangan pola pikir manusia. Kota ini tidak begitu besar dibandingkan dengan kota Surabaya. Surabaya kota metropolitan di bawah Jakarta. Yogyakarta sangat ramai dan panas. Walaupun dalam kondisi seperti demikian, tidak pernah menyurutkan masyarakat yang ada disana berhenti mengejar mimpi. Entahlah apa itu mimpinya yang pastri setiap orang disana berbudaya bekerja.

Bus berangkat dari terminal Jombor pada pukul 15.00. bus yang saya tumpangi harus masuk pool Bus. Kebetulan bus yang saya tumpangi bermerk ”Sumber Alam”. Setelah sampai di pool Bus, saya segera mencari bus jurusan tangerang. Setelah ketemu saya masuk dan menempati nomor kursi yang ditentukan. Tak lama kemudian ternyata bus yang saya tumpangi tidak jalan dan saya pindah ke bus lain yang jurusannya sama

Buspun berjalan, saat itu jam menunjukkan pukul 5.30. azan maghrib berkumandang, saya berfikir untuk menjama’nya saja ke Isya dengan Jama’ takhir. Bus berhenti di tempay makan yang memang sudah menjadi langganan bus sumber alam untuk beristirahat. Saya langsung menuju moshola dan melaksanakan sholat jama’ takhir dan khosor maghrib 3 rakaat dan isya 2 rakaat. Alloh sudah memberikan kemudahan untuk kita dengan memberikan keringanan. Sayapun menggunakan keringanan yang diberikan Alloh. Selesai sholat saya mengambil ancang-ancang untuk mengisi perut ini yang sudah mulai menggerutu ingin diisi. Saya berbaris di meja prasmanan dan mengambil makanan sepuasnya. Saya saat itu mengambil makanan sayur tahu, tempe orek, ayam goreng dan segelas teh manis hangat. Saya tanyakan kepada kasir ”Berapa harganya mba?”. kasir menjawab ”13 ribu mas” gubraaak, muahal sekalee.. aduh-aduh mungkin saya mengambil macam-macam makanan dan sayuran. Ih, padahal kalau di Lampung makan orang kost itu nasi tambah sayur gak diitung. Yang diitung Cuma lauknya ajah. Yah apa mau dikata saya sudah banyak mengambil makanannya.

Saya mencari tempat duduk yang dapat memandang bus saya. Saya pu terkejut bus yang saya kira itu bus saya pergi. Saya sudah berlari-lari mengejar ternyata bukan bus saya. Saya pun melanjutkan makan malam. Tidak sampai setengah makan saya lakukan, panggila untuk penumpang bus yang saya tumpangi memanggik-manggil. Huaaah, saya langsung ngebut makannya. Makanan saya bawa ke tempat yang dekat dengan bus saya, karena seketika bus mabur saya ikutan mabur. Selera makan ini mulai menghilang rasanya dengan was-wasnya perasaan akan ditinggal bus. Akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri makan malam. Sesampainya di dalam bus saya sedikitkan mengendurkan ikat pinggang yang sudah mulai sesak karena perut sudah terisi. Huuuh, sayang yah makanannya. Padahal saya membelinya dengan harga yang cukup mahal.weleh-welwh busnya belum juga berangkat. Kenapa tadi gak saya abisin aja tuh makanan.. ini sih busnya dah meraung-raung untuk cepet berangkat. Coba kalo enggak, saya sudah habis menyantap makan malam saya itu.. sesak di dada..menyesal!!

Bus melanjutkan perjalanan. Saya tertidur. Saat saya terbangun perjalanan sudah sampai Indramayu. Saat itu jam setengah 2 pagi. Ahh, tinggal 3 jam lagi perjalanan saya pikir sebentar lagi. Saya mencoba untuk tidur kembali. Saya terbangun jam 3 pagi. Saat itu bus sudah sampai cikampek masuk tol. Saya tidak tidur sampai dengan jam 5. sampai Jakarta, bus yang saya tumpangi melewatui kalideres untuk menuju terminal poris plawad.alhamdulillah bus ini pas sekali lewat depan gang rumah saya. Saya sampai di rumah jam setengah 6 pagi. Saat itu di rumah sudah ramai. Ibu, bapak, a’adjuk’ nenek stand by di ruang tamu. Saya langsung mengambil wudhu untuk menunaikan sholat subuh. Selesai sholat subuh, teh oom, kiki dan salsa datang kerumah. Saya pun melepaskan kerinduan dengan keponakan yakni kiki dan salsa. Mereka berdua anak yang lucu dan cantik.

Setelah melepaskan kerinduan bersama keponakan saya mandi untuk persiapan melanjutkan perjalanan ke Lampung. Huaah, badan ini rasanya ingin sekali terkapar karena sangking lelahnya setelah melakukan perjalanan 14 jam Jogja-Tangerang dan sekarang ditambah lagi dengan perjalanan tangerang-lampung..rasanya badan ini ingin meledak kepanasan karena selalu bergerak. Ibu sangat sayang kepada saya. Setiap kali saya pulang dirumah, ibu selalu menyediakan ayam sebagai lauk dan selalu ada sayur. Saya memang tidak menyukai ikan, entah ikan apa saja itu yang intinya membawa amis saya tidak suka. Susu pun dibuatkan ibu untuk sekedar menambah tenaga saya. Jam menunjukkan pukul setengah 7. saya bergegas melangkahkan kaki dari rumah untuk menuju lampung. Sebelum berangkat ibu menegaskan kepada saya untuk menurunkan celana panjang yang saya gulung. Saya menjawab ”ikhwan ma” hehehehe.. (ngaco, ngaca dong). Saya juga dipesankan ibu ” Adi, kalau dijodohkan oleh murobbi kasih tau ibu yah supaya ibu juga bisa kasih penilaian”. Aduh-aduh pikiran ibu sudah sampai situ aje. Saya aja gak kepikiran sampe situ. Tapi Insya Alloh ma, adi gak bakalan ngecewain buat nyari jodoh. Biar Alloh yang masangan aja. Tapi saya juga harus berusaha mencari.dah ah gak mau bicarain itu lagi. Masih lama. Nunggu saya dah jadi dokter dulu.

Sampailah saya di dalam bus menuju serang. Dalam perjalanan ke serang praktis saya tertidur lelap. Memang sudah saya rencanakan untuk beristirahat ketika perjalanan ke lampung. Bus sudah keluar tol serang timur. Saat inilah yang membuat saya dongkol, enek dan segala sifat saya yang buruk keluar kepada pedagang dan pengamen. 3 orang yang saya sangat tidak sukai kehadirannya. Entah mengapa yah tapi memang saya selalu dongkol apabila bertemu dengan ”pengemis, tukang parkir dan pedagang yang memaksa”. Di dalam bus terminal serang seorang pengamen mengamen dengan suara fals nya. Selesai mengamen seperti biasa dia mengeluarkan kantong yang dijadikan oelhnya untuk menampung uang orang-orang yang dijadikan objek konsernya. Sampailah pengamen itu di depan muka saya. Karena saya memang tidak memiliki uang receh saya pun mengangkat tangan seraya berkata, ”maaf mas”. Pengamen itu melotot kepada saya. Dug dug dug denyut jantung saya berdetak kencang. Pengamen itu berkata ”masa gak ada uang kecilan sih” sambil membentak. Waduh-waduh kok maksa sih. Akhirnya pengamen itu meninggalkan saya. Fiuuh, alhamdulillah akhirnya sudah pergi juga. Bus sudah melaju meninggalkan terminal Serang. Masuklah bus itu kedalam tol. Salah satu pedagang yang masuk saat di terminal itu mencoba menawarkan barang dagangnya.

Pada awalnya pedagang itu sangat sopan menawarkan barang dagangannya. Saat itu penumpang tidak ada yang membeli wajik dan kurma tersebut. Sampailah dia di depan kursi meja saya. Saat itu saya pura-pura tidur untuk menghindari tawaran darinya. Dari kelakuannya untuk menawarkan barang dagangannya yang agak ’memaksa’ itu saya sudah il fil. Akhirnya saya pura-pura tidur saja. Gak taunya dibangunin ma tuh orang. Waduh ampun dah. ”kang wajik”. Saya jawab ”gak dah ada”. Trus pedagang itu membisikkan saya ”20 ribu aja kalau ditoko 50 ribu rupiah”. Hhh cuapek deh.. namanya pedagang pasti bilangnye kayak gitu. Dia pun meninggalkan saya dan barang dagangannya. Dia juga mencoba ’memaksa’ penumpang yang lain untuk membeli barang dagangnnya. Kembalilah dia ke hadapan saya. Saat itu juga saya pura-pura tidur untuk kedua kalinya dan untuk kedua kalinya pun saya dibangunkannya. Kali ini dia lebih ganas, dia akan ribut alias berantem dengan saya kalau tidak membeli. Lho kenapa saya yah yang diancem, yang lain tidak. Apa muka saya ini terlalu lemah dan sangat mudah untuk diancam. Muka saya yang lugu ini merupakan komoditas para pemaksa barang dagangannya untuk di jual. Huaah, stress saya saat itu. Ditambah lagi dia langsung menyerang dengan membungkus barang dagangannya 2 buah dalam satu kantong plastik menjualnya dengan harga 100 ribu.. busyet dah muahal banget bos.. modalnye aje Cuma 5 ribu satu ungkus.. akhirnya saya keder..saya takut ia juga menunjukkan pisau yang dia punya..alamak, mati saya diancem..dia untuk sejenak meninggalkan saya..dan sesaat kemudian datang lagi dengan tampak sangarnya.. saya pun layu dan meleleh karena gentakannya.. ”kang ini 15 ribu yah satu”. Kata saya. ”20 ribu” kata pedagang.. saya pun langsung mengiyahkan tawarannya. Daripada saya benyok-benyok. Inilah salah satu kelemahan saya. Saya tidak berani untuk menggeretak orang. Hati ini terlalu lemah untuk bisa menggeratak orang Saya mengambil 20 ribu dari dompet dan menyerahkannya. Saya mengambil barang paksaan dagangannya itu dan saya masukkan kedalam tas. Hhh, saya ingin sekali membuang hasil dagangan paksaan berupa wajik yang kelihatannya tidak enak itu. Ingin sekali wajik itu saya injak-injak di depan muka dia. Tapi hati ini kembali menciut ketika dia melotot seperti setan itu.

Ini lah pengalaman saya dengan pedagang yang memaksaan barang dagangannya. Di dalam bus itu hanya saya saja yang digertaknya dan dipaksa membeli dagangannya. Entah mengapa, apakah tampang saya ini tampang yang cemen sekali tidak ingin ribut, cengeng..ketika di gentak sedikit langsung kuyu. Saya perhatikan penumpang lain yang ditawarkan barang paksaan itu selalu tidak menatap pedagang itu. Tetapi saya menatap pedangang itu. Sedikit merendah dan merendahkan omongan selayaknya orang-orang jawa jika berbicara. Ternyata pohon baik yang saya tanam berbuah omelan kasar pelototan dan usaha pemaksaan kehendak. Saya tidak lagi-lagi deh meladeni orang yang kayak gitu. Tapi kasihan juga jika ia memang benar-benar sedang butuh duit. Berjualan adalah salah satu jalannya. Tetapi orang ini mendapatkan nilai sangat minus karena memaksaan perdagangan. Dalam islam itu tidak diperkenankan. Untuk kedepannya saya tidak akan melihat dan meladeni kalau ada pedagang datang menawarkan dagangannya. Saya kalau dateng itu jangan sendiri atau dengan teman yang kenal dalam satu bis.

Sampai di Pelabuhan merak saya memutuskan untuk naik kapal cepat. Entah mengapa hati ini ingin segera kembali ke lampung lagi. Ke kampus tercinta bercengkerama dengan para penghuni-penghuninya. Perjalanan kapal cepat memakan waktu 1 jam. Alhamdulillah dalam perjalanannya tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja sesekali goncangan-goncangan ombak dan getaran mesin baling-baling yang memberikan efek ”ngeri” karena akan mengombang-ngambing kapal yang saya tumpangi.

Sampai di Pelabuhan Bakau heuni jam 10 lewat dikit. Saya bergegas menaiki Bus AC jurusan rajabasa. Tidak lama saya duduk bus itupun langsung berangkat. Memang sduah penuh saat saya naik ke dalam bus. Perjalanan ini memakan hampir 3 jam. Biasanya sih Cuma 2,5 jam. Waktu molor karena di perjalanan mengalami beberapa titik kemacetan. Kemacetan itu di picu oleh adanya kecelakaan bus yakni tabrakan antara bus bandung dengan bus gak tau lupa saya namanya. Ada juga kemacetan yang dipicu oleh pembuatan jalan baru atau lebih tepatnya peninggian jalan. Saya berhenti di perempatan sukarame kalibalok. Naik angkot ke rumah ima dulu untuk mengambil motor. Waktu yang saya prediksikan sampai di rumah ima jam satu tapi saya datang jam 2 kurang dikit. Yah tidak apa-apa terkadang rencana yang sudah matang saya buat tidak berjalan karena ada beberapa kendala...

Welcome to my home and my zone yaitu.... kosan…….:)

iswandi darwis buat cerita

Tidak ada komentar: