Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Kamis, 10 Juli 2008

MELEMAHNYA PERANAN MAHASISWA KEDOKTERAN SEBAGAI SENTRAL PERGERAKAN MAHASISWA YANG PRO RAKYAT

Pergerakan mahasiswa merupakan sebuah pola pergerakan yang berawal dari pemikiran kritis, formulasi yang tepat serta aksi yang adekuat dan memiliki daya dobrak tinggi. Tercatat bahwa beberapa perubahan kebijakan yang ada berawal dari sebuah olah pikir dan sentuhan tangan mahasiswa yang konstruktif. Reformasi 1998 sebagai contoh, dimana mahasiswa pada saat itu sangat militan memperjuangkan hal-hal yang dinilai ideal dan suci yang dikotori oleh rezim orde baru. Mahasiswa merasakan ada anomali antara realitas objektif dengan realitas subjektif mereka. Dan hal tersebutlah yang menjadikan hasrat untuk membangkitkan roh pergerakan untuk memperbaiki keadaan yang patologis.

Bergerak dari nilai-nilai idealisme yang diusung, mahasiswa sudah membuat karya-karya nyata dalam tataran implementasinya. Sebut saja pada tahun 1974 yang ber ikon otonomisasi dengan isu NKK/BKK. Peristiwa tersebut adalah sebuah catatan sejarah dimana peranan mahasiswa terutama mahasiswa kedokteran sangat prominen peranannya. Merupakan sebuah refleksi yang konstruktif apabila dijadikan bahan renungan untuk kita karena mahasiswa kedokteran menjadi agen pendobrak pintu kefeodalan stakeholder pada saat itu. Mahasiswa kedokteran berdiri sebagai seorang inisiator dan konseptor pada agenda penting yang dimasukkan dalam catatan sejarah perjuangan bangsa.

Merupakan sebuah kestagnansian apabila kita terus mengumbar-ngumbar prestasi pendahulu kita yang telah banyak jasa dalam memperbaiki kondisi negara yang bobrok. Dahulu rapor hitam dengan nilai yang tinggi apabila perjuangan mahasiswa kedokteran dirunut. Tetapi kita tidak duduk pada tahun 1908, tidak berada pada tahun 1945 dan tidak sedang bermimpi di tahun 1974 dimana sentral pergerakan mahasiswa berada pada mahasiswa kedokteran. Kita berada pada tahun 2008 yang merupakan sebuah titik kritis perjuangan mahasiswa kedokteran yang bersifat kronis degeneratif. Saat ini jarang sekali mahasiswa kedokteran berdiskusi mengenai kepentingan rakyat yang digerus oleh kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan. Paradigma berfikir kita hanya berkutat pada kepentingan yang memang menyangkut hajat diri kita sendiri dan apatis terhadap kepentingan publik. Ada stigma dari masyarakat bahwa mahasiswa kedokteran hanya berkutat pada diktat yang teoritis tanpa mempedulikan realitas yang ada dalam masyarakat. Hal tersebutlah yang mesti kita luruskan kembali sehingga pemikiran-pemikiran tersebut tidak berlanjut pada pragmatisme yang memiliki anggapan mahasiswa kedokteran tidak responsif terhadap keadaan yang terjadi di masyarakat.

Seharusnya kegiatan-kegiatan kemahasiswaaan harus berdasarkan kebutuhan masyarakat terkini. Misalnya kebutuhan kesehatan yang murah pada orang miskin. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin merupakan sebuah jawaban yang tepat apabila kita masuk pada ranah pembahasaan kontemporer kebijakan pemerintah. Program tersebut masuk pada kriteria pembahasan yang sedang booming karena tahap implementasi dari program tersebut mengalami kecatatan yang sulit untuk diobati dan memiliki etiologi yang multifaktorial apabila dirigidkan dengan seksama Tetapi saat ini peranan mahasiswa kedokteran kurang ada pembahasan yang mendalam dan fokus pada hal tersebut. Sehingga kurang ada daya ungkit tinggi untuk memperbaiki keadaan yang ada. Kajian-kajian mengenai permasalahan kesehatan masyarakat saat ini telah bergeser dengan kajian-kajian yang bersifat teknis kegiatan insidental. Dan out put dari kegiatan-kegiatan yang insidental menjadikan lembaga kemahasiswaan kedokteran hanya sebagai event organizer saja dan bukan merupakan basis pembentukan karakter kepribadian selayaknya mahasiswa yang ideal.

Merebaknya stigma dari masyarakat bahwa pelayanan kesehatan semakin hari semakin mahal tanpa meningkatnya pelayanan kesehatan dari para pelayan kesehatan (baca:dokter), menimbulkan efek yang sangat signifikan bagi kita mahasiswa kedokteran. Kita dipandang selayaknya seorang pemimpin bangsa yang merencanakan untuk mengeksploitasi dana negara sebanyak-banyaknya dalam upaya mengembalikan dana kampanye yang habis saat berebut kursi kepemimpinan. Mahasiswa kedokteran seakan-akan merencanakan mengeksploitasi dana masyarakat dalam rangka mengembalikan dana yang habis dalam proses pendidikan dokter.

Melalui sebuah momentum penting perjuangan bangsa, yakni seratus tahun kebangkitan dokter kita coba sama-sama merenungkan dan mengembalikan citra mahasiswa kedokteran yang masih dipandang eksklusif oleh masyarakat sehingga nantinya akan menjadi titik tolak perjuangan yang benar-benar prorakyat. Biaya kesehatan murah, distrubusi Jaminan kesehatan masyarakat miskin tepat sasaran dan meningkatnya taraf hidup masyarakat sehingga produktifitasnya dalam bekerja akan meningkat. Dan cita-cita bangsa kita yakni Indonesia Sehat 2010 akan terwujud.

ISWANDI DARWIS

Tidak ada komentar: