Memegang idealisme itu laksana MENGGENGGAM BARA API..Tak banyak orang mau melakukannya.. Sebab, hanya sedikit yang sudi bersusah-susah mencari perlindungan telapak tangan AGAR TAK MELEPUH..

Sabtu, 12 Juli 2008

SARJANA KEDOKTERAN

Hari ini hari Jumat tanggal 11 Juli 2008, hari dimana seoreang muslim wajib menunaikan sholat jumat (ga nyambung). Tapi hari jumat ini bukan hari yang biasa. Karena hari ini saya yudisium mahasiswa kedokteran. Yudisium ini biasa kita sebut adalah masa dimana seorang mahasiswa kedokteran telah dinyatakan lulus pendidikan dokter S1 nya dan siap melanjutkan ke fase selanjutnya yakni ko-ass. Berbeda dengan wisuda. Kalau wisuda itu adalah masa dimana pelulusan itu dilaksanakan secara serentak. Simpel kata sih kalau yudisium itu akad nikahnya, kalau wisuda itu resepsinya (ngerti gak sih).. dianggep ngerti aja yah J.

Saat ini status mahasiswa saya dicabut. Sekarang saya sudah bergelar S.Ked. terasa baru kemarin saya berkumpul di GSG dalam acara penyambutan mahasiswa baru. Saya teringat dengan baju yang saya kenakan saat yudisium itu sama dengan baju yang saya kenakan pada saat baru masuk menjadi mahasiswa (propti). Yudisium dahulunya adalah sebuah saat-saat yang sangat sakral. Entah mengapa saat ini yudisium begitu biasa. Tak ada suasana sakral di dalamnya. Menurut penuturan dosen dan dokter pada masanya, yudisium merupakan saat-saat yang membuat mereka merdeka. Tapi ada juga yang mengatakan yudisium itu masa peralihan. Iyah peralihan dari pembelajaran teori ke pembelajaran praktek. Ada juga yang gak mau ngerayainnya karena dia menganalogikan sebagai keluar dari lobang buaya masuk ke kandang macan. Heh apaan tuh. Saat kuliah kita disibukkan dengan berbagai macam tugas dan saat koas kita malah makin banyak kerjaannya. Menulis status pasien mendiagnosis, merancang penatalaksanaan, follow up sampai terapi.

Balik ke yudisium lagi. Saya berada pada urutan ke 15 peserta yudisium. Teman saya 2 orang berpredikat dengan pujian atau banyak orang bilang cume laude. Dan saya harus puas dengan predikat sangat memuaskan. IPK saya 3,48. alhamdulillah. Walaupun sedikit lagi ke predikat dengan pujian. Memang sudah diprediksi saya lulus tidak sampai dengan 3,5 karena nilai semester akhir saya mengalami penurunan. Selama semester akhir saya sudah membuat porsi yang menetapkan organisasi dan belajar harus seimbang. Tapi setelah dijalani hasilnya kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya harus merelakan beberapa waktu luang saya yang biasanya digunakan untuk belajar tetapi digunakan untuk berorganisasi dan memajukan organisasi yang saya pimpin. Itu sebuah konsekuensi. Tetapi tidak menjamin juga apabila saya belajaaar saja kerjaannya tanpa ada kegiatan organisasi menjadikan IPK saya lebih baik. Itu tidak menjamin bung. Saya punya prinsip apabila kita mempunyai banyak kesibukan kita akan selalu meghargai waktu yang terus bergulir. Tetapi ketika kita mempunyai kelowongan waktu, hal tersebut akan membuat kita terus terlena dengan menyia-nyikannya.

Berat rasanya meninggakan status mahasiswa yang pernah saya miliki. Selama saya masih menjadi mahasiswa hanya sedikit yang sudah saya hasilkan dan saya persembahkan kepada almamater saya. Impian saya yang belum tercapai adalah keluar negeri untuk menghadiri kegiatan (International Federations Medical Student Asosiations (IFMSA) perkumpulan mahasiswa kedokteran sedunia lah nama kerennya dan tembus LKTM atau PKM penelitian ke Pimnas. Impian itu tidak terwujud kendalanya yakni saya kurang informasi dan kurang belajar dari orang lain. Inilah sifat buruk yang saya miliki kurang belajar dari orang lain karena saya masih berpikiran saya bisa menyelesaikannya sendiri.

iswandi darwis poenya cerita

Tidak ada komentar: